
TOKSIKOLOGI DASAR
Rina Astiyani Jenah Ssi,Apt

toksikologi :
ilmu yg mempelajari efek-efek yang
merusak dari zat-zat kimia dan fisika
pada semua sistem kehidupan

RACUN :
substansi yg dapat menimbulkan
gangguan keseimbangan fisiologikal
sedemikian rupa, sehingga
mengganggu kesehatan bila diserap
tubuh

Bentuk2 keracunan :

Keracunan akut
penyerapan
terjadi dengan cepat dan
paparan
sangat mendadak dan berat,
mis : menelan
syanida

Keracunan sub akut
keracunan timbul akibat paparan yang
sering
dan berulang,
mis : penggunaan penyemprot insektisida

Keracunan kronik
paparan yang berulang selama jangka waktu
yang lama oleh benda toksik yang dapat
berakumulasi dalam
tubuh,
mis : makan makanan yang mengandung bahan
toksik dalam jumlah kecil

Dasar dalam menangani kasus
keracunan :

Mencegah pemaparan yang lebih
lanjut
terhadap racun

Mengeluarkan racun yang belum
diabsorbsi

Penggunaan antidotum

Mengeluarkan racun yang sudah
sempat
diabsorbsi

Pengobatan simptomatik


Penggunaan antidotum

Antidotum mekanis
mis : - banyak makan
-
albumin telur
-
zat arang

Antidotum kimia
mis : - Asam lemah dan basa
lemah
-
Jeruk nipis
-
PK
-
Antidotum universal
Antidotum fisiologis
mis : - fisostigmin atau
neostigmin
-
bemegrid
-
nalorfin
-
barbiturat


Antidotum

Dimerkaprol
(2,3-dimerkaptopropanol)
-
diberikan dalam lar. 10%
minyak kacang
-
bekerja dengan cara mencegah
pengikatan logam
-
indikasi : As, Hg, Cd, Pb pada
anak2
-
efek samping : hipertensi dan
takikardi,
sakit kepala, mual muntah, dll
Penisilamin (D-ß dimetil
sistein)
-
D-isomer relatif kurang toksik
dibandingkan L-isomer
-
indikasi : Cu, terapi tambahan
pada
keracunan Pb, Hg, As
-
efek samping : defisiensi
piridoksin,
reaksi alergi (bagi pasien
alergi penisilin)

Polidentat
1.
Dinatrium Kalsium Edetat
-
indikasi : Pb
-
efek samping : toksik terhadap
ginjal
-
kedinginan, demam, mual,
muntah, dll
2.
Trientin (trietilentretamin
HCl)
-
indikasi : Cu
-
efek samping : bersifat
teratogenik
3.
Deferoksamin
-
indikasi : Fe, toksisitas Al
pada gagal
ginjal
-
efek samping : syok
hipotensif,
neurotoksisitas, dll

Zat-zat beracun
Timah hitam (Pb)
• Darah :anemia mikrositik hipokromik
sering terjadi
• Sistem saraf : neuropati perifer,
ensefalopati
• Ginjal : kerusakan interstisial pada
ginjal,
gout akut, kerusakan ginjal
dan hipertensi
• Organ reproduksi : penurunan
fertilitas
pada wanita, strelisasi dan
atrofi pada pria
• Sal.pencernaan : hilang nafsu makan,
nyeri
kolik abdomen dan konstipasi


Arsen (As)
• Bersifat korosif pada lapisan epitel
sal.pernafasan dan sal.cerna,
kulit dan
jaringan lain
• Akut :mual yang hebat, muntah, nyeri
abdomen, iritasi kulit,
laryngitis dan
bronchitis
• Kronik : perforasi septum nasal,
iritasi
kulit, neuropati sensori,
rambut rontok,
depresi sumsum tulang, dll

Merkuri (Hg)
• Akut : Nyeri dada dan nafas pendek,
rasa
logam pada lidah, mual dan
muntah.
Kerusakan ginjal akut dapat
ditemukan
kemudian
• Kronik : Gingivitis, perubahan warna
gusi
dan rontoknya gigi


Pengobatan
Timah hitam (Pb)
• Segera hentikan pemaparan
• Keracunan berat digunakan kalsium
dinatrium EDTA secara iv dosis 8 mg/kgBB,
pada anak2 digunakan
dimerkaprol
2,5 mg/kgBB secara im


Arsen (As)
• Menjauhkan penderita dari paparan
• Induksi muntah atau bilasan lambung,
pada kasus berat diberikan
dimerkaprol 3-
5 mg/kgBB secara im setiap 4
jam selama
48 jam, diteruskan setiap 12
jam selama 10
hari


Merkuri (Hg)
• Hentikan paparan pada penderita
• Dimerkaprol diberikan 3-5 mg/kgBB
secara
im selama 4-48 jam, kemudian
setiap 12
jam selama 10 hari
• Bila ditemukan kerusakan ginjal,
diperlukan hemodialisis

Tidak ada komentar:
Posting Komentar