Kamis, 24 Juli 2014

pengantar toksikologi industri

      
TOKSIKOLOGI DASAR
Rina Astiyani Jenah Ssi,Apt                                  
toksikologi :
ilmu yg mempelajari efek-efek yang
merusak dari zat-zat kimia dan fisika
pada semua sistem kehidupan                          
RACUN :
substansi yg dapat menimbulkan
gangguan keseimbangan fisiologikal
sedemikian rupa, sehingga
mengganggu kesehatan bila diserap
tubuh


       
Bentuk2 keracunan :              
Keracunan akut
penyerapan terjadi dengan cepat dan
paparan
sangat mendadak dan berat,
mis : menelan
syanida               
Keracunan sub akut
keracunan timbul akibat paparan yang sering
dan berulang,
mis : penggunaan penyemprot insektisida                       
Keracunan kronik
paparan yang berulang selama jangka  waktu
yang lama oleh benda toksik yang dapat
berakumulasi dalam
tubuh,
mis : makan makanan yang mengandung bahan
toksik dalam jumlah kecil


       
Dasar dalam menangani kasus
keracunan :                          
Mencegah pemaparan yang lebih lanjut
terhadap racun                         
Mengeluarkan racun yang belum diabsorbsi                         
Penggunaan antidotum                         
Mengeluarkan racun yang sudah sempat
diabsorbsi                         
Pengobatan simptomatik        
Penggunaan antidotum              
Antidotum mekanis
mis : - banyak makan
-
albumin telur
-
zat arang              
Antidotum kimia
mis : - Asam lemah dan basa lemah
-
Jeruk nipis
-
PK
-
Antidotum universal


                      
Antidotum fisiologis
mis : - fisostigmin atau neostigmin
-
bemegrid
-
nalorfin
-
barbiturat        
Antidotum               
Dimerkaprol (2,3-dimerkaptopropanol)
-
diberikan dalam lar. 10% minyak kacang
-
bekerja dengan cara mencegah
pengikatan logam
-
indikasi : As, Hg, Cd, Pb pada anak2
-
efek samping : hipertensi dan takikardi,
sakit kepala, mual muntah, dll


                      
Penisilamin (D-ß dimetil sistein)
-
D-isomer relatif kurang toksik
dibandingkan L-isomer
-
indikasi : Cu, terapi tambahan pada
keracunan Pb, Hg, As
-
efek samping : defisiensi piridoksin,
reaksi alergi (bagi pasien alergi penisilin)                       
Polidentat
1.
Dinatrium Kalsium Edetat
-
indikasi : Pb
-
efek samping : toksik terhadap ginjal
-
kedinginan, demam, mual, muntah, dll
2.
Trientin (trietilentretamin HCl)
-
indikasi : Cu
-
efek samping : bersifat teratogenik
3.
Deferoksamin
-
indikasi : Fe, toksisitas Al pada gagal
ginjal
-
efek samping : syok hipotensif,
neurotoksisitas, dll


       
Zat-zat beracun
Timah hitam (Pb)
Darah :anemia mikrositik hipokromik
sering  terjadi
Sistem saraf : neuropati perifer,
ensefalopati
Ginjal : kerusakan interstisial pada ginjal,
gout akut, kerusakan ginjal dan hipertensi
Organ reproduksi : penurunan fertilitas
pada wanita, strelisasi dan atrofi pada pria
Sal.pencernaan : hilang nafsu makan, nyeri
kolik abdomen dan konstipasi        
Arsen (As)
Bersifat korosif pada lapisan epitel
sal.pernafasan dan sal.cerna, kulit dan
jaringan lain
Akut :mual yang hebat, muntah, nyeri
abdomen, iritasi kulit, laryngitis dan
bronchitis
Kronik : perforasi septum nasal, iritasi
kulit, neuropati sensori, rambut rontok,
depresi sumsum tulang, dll


     
Merkuri (Hg)
Akut : Nyeri dada dan nafas pendek, rasa
logam pada lidah, mual dan muntah.
Kerusakan ginjal akut dapat ditemukan
kemudian
Kronik : Gingivitis, perubahan warna gusi
dan rontoknya gigi        
Pengobatan
Timah hitam (Pb)
Segera hentikan pemaparan
Keracunan berat digunakan kalsium
dinatrium EDTA secara iv dosis 8 mg/kgBB,
pada anak2 digunakan dimerkaprol
2,5 mg/kgBB secara im


       
Arsen (As)
Menjauhkan penderita dari paparan
Induksi muntah atau bilasan lambung,
pada kasus berat diberikan dimerkaprol 3-
5 mg/kgBB secara im setiap 4 jam selama
48 jam, diteruskan setiap 12 jam selama 10
hari        
Merkuri (Hg)
Hentikan paparan pada penderita
Dimerkaprol diberikan 3-5 mg/kgBB secara
im selama 4-48 jam, kemudian setiap 12
jam selama 10 hari
Bila ditemukan kerusakan ginjal,
diperlukan hemodialisis


Tidak ada komentar:

Posting Komentar