BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
belakang
Limbah atau
sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau
zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan
yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah
juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik
dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan
dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak
berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal
dengan pengolahan sampah secara benar maka bias menjadikan sampah ini menjadi
benda ekonomis.
Konsep yang
dapat digunakan dalam mengolah limbah, adalah konsep 4R, yaitu:
1.
Reduce: mengurangi penggunaan produk yang
akan menghasilkan sampah.
2.
Reuse : menggunakan ulang, menjual atau
menyumbangkan barang-barang yang masih dapat dimanfaatkan.
3.
Recycle: memodifikasi benda yang tadinya
tidak bermanfaat, menjadi bermanfaat.
4.
Recovery: upaya pengambilan kembali atau
pemanfaatan material yang masih dapat dimanfaatkan.
Dalam
PT. United tractors limbah tersebut merupakan bukan berarti tidak dapat
dimanfaatkan kembali, melainkan limbah tersebut dapat diolah kembali sebagai
mana mestinya. Limbah organik yang terdapat di PT. United Tractors ini dapat
dikelola kembali menjadi pupuk kompos, dan apabila limbah tersebut tidak dapat
dipergunakan kembali maka limbah tersebut di buang ke TPA (Tempat Pembuangan
Akhir). Selain itu limbah anorganik pun dapat dimanfaatkan kembali menjadi
bahan-bahan yang berguna contohnya kertas bekas dapat dimanfaatkan kembali
menjadi kertas yang sama fungsinya seperti semula.
1.2.Rumusan masalah
a.
Bagaimana caranya memanfaatkan limbah di PT. Indofood CBP Sukses Makmur?
b.
Bagaimana cara menangani limbah di PT. Indofood CBP Sukses Makmur?
1.3. Tujuan penelitian
a.
Untuk mengetahui jenis – jenis limbah yang ada di PT. Indofood CBP Sukses Makmur
b.
Untuk mengetahui tentang tata cara pemanfaatan,
pengolahan, dan menanggulangi limbah yang ada di PT. Indofood CBP Sukses Makmur
1.4.Manfaat penelitian
a.
Memberikan informasi pengetahuan tentang pemanfaatan
limbah yang ada di PT. United Tractors.
b.
mahasiswa dapat mengetahui tata cara mengolah limbah.
BAB II
RUANG LINGKUP PERUSAHAAN
2.1 Sejarah perusahaan.
Indofood Group merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri pengolahan makanan dan minuman . Didirikan pada tahun 1971
dengan komitmen untuk menghasilkan produk yang bermutu,aman dan halal untuk
dikonsumsi.
PT. Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk.Bndung merupakan
salah satu cabang dari Indofood Group.
Diawali dengan didrikannya pabrik mie instant dengan nama PT. Karya Pangan Inti
Sejati yang merupakan cabang PT. Sanmaru Food di daerah Padalarang Bandung pada bulan Mei
1992 dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992.
Karena adanya merger dengan beberapa perusahaan yang ada
di lingkungan Indofood Group maka PT. Karya Pangan Sejati namanya berubah
menjadi PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk.Hal yang sama juga terjadi di
perusahaan lain yang ada di lingkungan Indofood Group, seperti PT. Sarimi Asli
Jaya, PT. Lambang Insan Makmur dan PT. Inti Pangan Persada.Penggabungan
beberapa perusahaan Indofood ini disyahkan dengan akte notaris Benny Kristianto
No.108 Tahun 1994 yang bertempat di Jakarta.
PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bndung merupakan
perusahaan cabang yang khusus memproduksi mie instant sedangkan untuk bumbu,
etiket dan kartonnya diproduksi oleh PT Indofood lainya yang berlokasi di Semarang ,Cikampek dan Surabaya. Oleh karena
itu, PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bandung merupakan salah satu dari
sekian banyak perusahaan Indofood Group yang hanya bergerak dalam bidang divisi
mie instant saja (noodle division).
Divisi mie instant merupakan divisi terbesar dari PT
Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bandung. Pabriknya tersebar di 13 kota besar di Indonesia,
yaitu : Medan,
Pekan Baru,Palembang,
Lampung, Pontianak,Semarang, Surabaya, Ujung Pandang, Manado, Cibitung, Jakarta , Bandung, Banjarmasin. Tersebarnya pabrik mie instant
di seluruh Indonesia
bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik
tersebut berada sehingga ketika diterima konsumen masih dalam keadaan segar dan
baru.
Perusahaan Indofood telah memperoleh sertifikat system
manajemen mutu ISO 9002 pada bulan Desember dan telah go public (terbuka untuk umum), oleh karena itu ada perubahan nama
yang dahulu disebut PT Indofood Sukses Makmur sekarang menjadi PT Indofood
Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bandung. Huruf tambahan yang ada tersebut merupakan
singkatan dari “TERBUKA”.
Pada saat ini PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk.
Bandung memproduksi lebih dari 25 merk utama dan hamper mencapai 150 macam
kemasan yang berbeda. Produk atau merk tersebut dikelompokan menjadi 5
kategori, yaitu :
1. Instan Noodles
Meliputi Indomie, Supermie, Sakura, Mie Semar, Mie
Peduli, Mie Sahabat, Pop Mie, Super Cup dan Anak Mas.
2. Snack and Confentional
Foods.
Meliputi Chiki,Chee-toz, JetZ, Chitato, Yoyo,
Chikita dan lain-lain.
3. Convenience and Basic
Foods
Meliputi Promina,Sun,Menu
Indofood,Indovita dan Bubur Indofood.
4. Speciality Foods
Meliputi bumbu instant Indofood,
Kecap-Saus Indofood, Kecap Piring
Lombok
dan Kecap Niki Echo.
5. Beverages
Meliputi kopi Tugu Lawak dan Cafela.
Produk mie instant yang diproduksi oleh PT Indofood
SuksesMakmur(ISM) Tbk. Bandung antara lain: Indomie,
Supermie, Sakura, Mie Semar , Mie Peduli, Mie Sahabat, Pop Mie , Super Cup,
Anak Mas, Mie Telor dan Krip-Krip.
Tujuan dari didirikannya PT Indofood Sukses Makmur(ISM)
Tbk. Bandung adalah :
1.
Mencakupi kebutuhan mie instant di daerah
Jawa Barat, kecuali Bogor,
Tanggerang,dan Bekasi yang
sebelumnya disuplai dari daerah ini.
2.
Mengurangi biaya transportasi
pengiriman produk kepada daerah pelanggan.
3.
Mempercepat putaran mie instant
dari distributor ke pedagang hingga akhirnya ke konsumen.
4.
Menyuplai daerah lain yang
kekurangan stok.
2.1.1 Visi.
Visi
PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bandung.. adalah menjadi perusahaan yang paling unggul dan
senantiasa berkembang sehat di Asia
2.1.2 Misi.
Misi daripada PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk.
Bandung adalah menjadi industri pengolah makanan yang menghasilkan produk yang
bermutu,aman, dan halal untuk dikonsumsi.
2.2 Tempat dan kedudukan perusahaan.
PT Indofood Sukses Makmur(ISM) Tbk. Bandung bertempat di
Jl. Raya Caringin no 353 Padalarang 40533 Bandung Jawa Barat.
2.3 Bentuk dan badan hukum perusahaan.
Bentuk PT Indofood Sukses Makmur(ISM) Tbk. Bandung yaitu
perseroan terbuka yang artinya siapapun bisa membeli saham atau menanam modal.
2.4 Bidang pekerjaan divisi / departemen tempat
kerja praktek.
Divisi mie instant merupakan divisi terbesar dari PT
Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bandung. Pabriknya tersebar di 13 kota besar di Indonesia.
Tersebarnya pabrik mie instant di seluruh Indonesia bertujuan agar produk
yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik tersebut berada sehingga
ketika diterima konsumen masih dalam keadaan segar dan baru.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1.Pengertian limbah
Limbah adalah buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah
tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan.
Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai
aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih
dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena
tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari
bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan
kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya
keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada
jenis dan karakteristik limbah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah
volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi
Limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya
pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1.pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya.
1.pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya.
Contoh lainnya adalah :
b.
Jamban yang layak harus memiliki akses
air bersih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang
benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses
ke jamban bersama atau MCK.
c.
Layanan persampahan. Layanan ini diawali
dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan
menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi
dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau
fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan
untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa
ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya
pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.
d.
Layanan drainase lingkungan adalah
penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan
menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima.
Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air
hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan
yang cukup dan terbebas dari sampah.
e.
Penyediaan air bersih dalam sebuah
pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air
bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus
saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.
3.3.Karakteristik limbah
3.3.1. Jenis-jenis Limbah
Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam,
yaitu :
a.
Limbah cair
Limbah cair adalah sisa
dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001).
Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :
1.
Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai
salah satu contoh sifat limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda
Titrimetrik
2.
Parameter Logam, contohnya Arsenik (As)
dengan metoda SSA
3.
Anorganik non Metalik contohnya Amonia
(NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol
4.
Organik Agregat contohnya Biological Oxygen
Demand (BOD)
5.
Mikroorganisme contohnya E Coli dengan
metoda MPN
6.
Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3)
dengan metoda Titrimetrik
7.
Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan
metoda SPR-IDA-SSA
b.
Limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari
kegiatan industri dan domestik. Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah
padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan,
pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas,
kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri,
kulit telur, dll Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah,
ikan, atau daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari :
1)
Limbah padat yang mudah terbakar.
2)
Limbah padat yang sukar terbakar.
3)
Limbah padat yang mudah membusuk.
4)
Limbah yang dapat di daur ulang.
5)
Limbah radioaktif.
6)
Bongkaran bangunan.
7)
Lumpur.
c. Limbah gas dan partikel
Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan
gas. Dasar pengembangan yang dilakukan adalah absorbsi, pembakaran, penyerap
ion, kolam netralisasi dan pembersihan partikel.
Pilihan peralatan
dilakukan atas dasar faktor berikut:
–
Jenis bahan pencemar (polutan)
–
Komposisi
–
Konsentrasi
–
Kecepatan air polutan
–
Daya racun polutan
–
Berat jenis
–
Reaktivitas
Desain peralatan disesuaikan dengan variabel tersebut untuk memperoleh
tingkat efisiensi yang maksimum.
Kesulitannya sering
terbentuk pada persediaan alat di pasaran.
Pilihan desain yang
diinginkan tidak sesuai dengan kondisi limbah, sebab itu harus dibentuk desain
baru. Kemampuan untuk mendesain peralatan membutuhkan keahlian tersendiri dan
ini merupakan masalah tersendiri pula.
Di samping itu ada faktor lain yang harus dipertimbangkan yaitu nilai
ekonomis peralatan. Tidakkah peralatan mencakup sebagian besar investasi yang
tentu harus dibebankan pada harga pokok produksi. Permasalahannya bahwa
ternyata kemudian biaya pengendalian menjadi beban konsumen.
Atas dasar pemikiran ini maka pilihan teknologi .pengolahan harus merupakan
kebijaksanaan perlindungan konsumen baik dari sudut pencemaran itu sendiri
maupun dari segi biaya.
Pada umumnya jenis
pencemar melalui udara terdiri dari bermacam-macam senyawa kimia baik berupa
limbah maupun bahan beracun dan berbahaya yang tersimpan dalam pabrik.
d. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian
kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3.
Pengelolaan Limbah B3ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi
pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar,
dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan.
Pengelolaan Limbah B3 ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.
19 tahun 1994 yang dibaharui dengan PP No. 12 tahun 1995 dan diperbaharui
kembali dengan PP No. 18 tahun 1999 tanggal 27 Februari 1999 yang dikuatkan
lagi melalui Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tanggal 26 November 2001
tentang Pengelolaan Limbah B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa
suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan
hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta mahluk hidup lain.
3.4.
Proses
pengolahan limbah
3.4.1.
Pengolahan
limbah secara fisik
Pada
umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar bahan –
bahan tersusupensi berukuran besar danang mudah mengendap atau bahan – bahan
yang terapung disisihkan terlebih
dahulu. Metode – metode pengolahan secara fisik meliputipenyaringan, pengendapan,
pengapungan, pengadukan dan pengeringan lumpur.
a. Screen
(Penyaringan)
Fungsinya
adalah untuk menahan benda- benda kasar seperti sampah dan benda- benda
terapung lainnya.
b. Equalisasi
Karakteristik
air buangan dari industri seringkali tidak konstan, misalnya unsur – unsur pH,
warna, BOD dan sebagainya. Hal ini akan menyulitkan dalam pengoperasian suatu
instalasi pengolahan air limbah, sehingga dibuat suatu sistem equalisasi
sebelum air limbah tersebut diolah.
c. Sedimentasi
(Pengendapan)
Proses
Pengendapan adalah pengambilan partikel – partikel tersuspensi yang terjadi
bila air diam atau mengalir secara lambat melalui bak. Partikel – partikel ini
akan terkumpul pada dasar kolam, membentuk suatu lapisan lumpur. Air yang
mencapai outlet tangki akan berada dalam kondisi yang jernih. Proses
pengendapan yang terjadi dalam suatu bak pengendapan merupakan unit utama pada
pengolahan fisik. Ada dua macam bak pengendapan yaitu bak pengendapan dengan arah
aliran horizontal dan aliran vertikal.
d. Mixing
dan Stiring (Pencampuran dan pengadukan)
Mixing
adalah pencampuran dua zat atau lebih membentuk campuran yang homogen. Stiring
adalah pengadukan campuran homogen hasil mixing sehingga terjadi proses penggumpalan
dari zat – zat yang ingin dipisahkan dari air.
e. Pengeringan lumpur
Penurunan
kadar lumpur yang dilakukan dengan pengolahan fisik yang terdiri dari salah
satu atau kombinasi unit – unit berikut :
1.
Pengentalan lumpur (Sludge Thickener)
2.
Pengeringan lumpur (Sludge Drying Bed)
3.4.2.
Pengolahan
limbah secara kimia
Pengolahan
kimia untuk air yang dapat dilakukan pada pengolahan air buangan industri
adalah koagulasi – flokulasi, netralisasi, adsorbsi, dan desinfeksi. Pengolahan
ini menggunakan zat – zat kimia sebagai pembantu yang bertujuan untuk menghilangkan partikel – partikel yang tidah
mudah mengendap (koloid), logam berat dan zat organik beracun.
3.4.3.
Pengolahan
limbah secara biologi
Pengolahan biologi adalah pengolahan air limbah dengan
memanfaatkan aktivitas biologi (aktivitas mikroorganisme) dengan tujuan
menyisihkan bahan pencemar dalam air limbah. Proses pengolahan biologi adalah
penurunan bahan organik terlarut dan koloid dalam air limbah menjadi serat –
serat sel biologi (berupa endapan lumpur), kemudian diendapkan pada bak
sedimentasi. Proses ini dapat berlangsung secara aerob (dengan bantuan oksigen)
maupun anaerob (tidak dengan bantuan oksigen).
Ada 3 macam pengolahan biologi yang banyak diterapkan saat ini,
yaitu:
1.
Lumpur aktif.
2.
Trickling filter.
3.
Kolam oksidasi.
Diantara sistem pengolahan limbah secara biologi tesebut tricling
filter dapat menurunkan nilai BOD 80 – 90 %. Pada proses pengolahan biologi
dengan menggunakan jenis trickling filter dengan cara melewatkan air limbah ke
dalam media filter yang terdiri dari materi yang kasar dan keras. Zat organik
yang terdapat di dalam air limbah diuraikan oleh bakteri dari mikroorganisme
baru, sehingga populasi mikroorganisme pada permukaan media filter semakin
banyak dan membentuk lapisan seperti lendir (slyme).
3.5.
Instalasi
pengolahan air limbah (IPAL)
3.5.1.
Pengertian
IPAL
IPAL adalah suatu
perangkat peralatan teknik beserta perlengkapanny yang memproses/mengolah
cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke
lingkungan.
3.5.2.
Manfaat
IPAL
IPAL
itu sangat berguna bagi manusia serta makhluk hidup lainnya, antara lain:
a. Mengolah
air limbah secara domestik atau industri, agar air tersebut dapat digunakan
kembali sesuai kebutuhan masing-masing
b. Agar
air limbah yang akan dialirkan ke sungai tidak tercemar
c. Agar
biota-biota yang ada disungai tidak mati
3.5.3.
Tujuan
IPAL
Yaitu
untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar dari baik domestik
maupun bahan kimia industri
3.5.4.
Unit
pengolahan IPAL
Unit
IPAL dirancang sedemikan rupa agar cara operasinya mudah dan biaya
operasionalnya murah. Unit ini terdiri dari perangkat utama dan perangkat
penunjang. Perangkat utama dalam system pengolahan terdiri dari unit pencampur
statis (static mixer), bak antara, bak koagulasi-flokulasi, saringan multimedia/
kerikil, pasir, karbon, mangan zeolit (multimedia filter), saringan
karbon aktif (activated carbon filter), dan saringan penukar ion (ion
exchange filter).
Perangkat penunjang dalam sistem pengolahan ini dipasang untuk mendukung
operasi treatment yang terdiri dari pompa air
baku untuk intake (raw water pump), pompa dosing (dosing pump), tangki bahan kimia (chemical
tank), pompa filter untuk mempompa air dari bak koagulasi-flokulasi ke
saringan/filter, dan perpipaan serta kelengkapan lainnya.
Proses
pengolahan diawali dengan memompa air baku dari bak penampungan kemudian
diinjeksi dengan bahan kimia ferrosulfat dan PAC (Poly Allumunium Chloride),
kemudian dicampur melaluistatic mixer supaya bercampur dengan baik.
Kemudian air baku yang teroksidasi dialirkan ke bak koagulasiflokulasi dengan
waktu tinggal sekitar 2 jam. Setelah itu air dari bak dipompa ke saringan
multimedia, saringan karbon aktif dan saringan penukar ion. Hasil air olahan di
masukkan ke bak penampungan untuk digunakan kembali sebagai air pencucian.
Diagram proses IPAL industri pelapisan logam dapat dilihat
3.5.5. Cara
Kerja IPAL
a.
Pompa Air Baku (Raw water pump)
Pompa
air baku yang digunakan jenis setrifugal dengan kapasitas maksimum yang
dibutuhkan untuk unit pengolahan (daya tarik minimal 9 meter dan daya dorong 40
meter). Air baku yang dipompa berasal dari bak akhir dari proses pengendapan
pada hasil buangan limbah industri pelapisan logam.
b.
Pompa Dosing (Dosing pump)
Merupakan
peralatan untuk mengijeksi bahan kimia (ferrosulfat dan PAC) dengan pengaturan
laju alir dan konsentrasi tertentu untuk mengatur dosis bahan kimia tersebut.
Tujuan dari pemberian bahan kimia ini adalah sebagai oksidator.
c. Pencampur
Statik (Static mixer)
Dalam
peralatan ini bahan-bahan kimia dicampur sampai homogen dengan kecepatan
pengadukan tertentu untuk menghindari pecah flok.
d.
Bak Koagulasi-Flokulasi
Dalam
unit ini terjadi pemisahan padatan tersuspensi yang terkumpul dalam
bentuk-bentuk flok dan mengendap, sedangkan air mengalir overflow menuju proses
berikutnya.
e.
Pompa Filter
Pompa
yang digunakan mirip dengan pompa air baku. Pompa ini harus dapat melalui
saringan multimedia, saringan karbon aktif, dan saringan penukar ion.
f.
Saringan Multimedia
Air
dari bak koagulasi-flokulasi dipompa masuk ke unit penyaringan multimedia
dengan tekanan maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring partikel
kasar yang berasal dari air olahan. Unit filter berbentuk silinder dan terbuat
dari bahan fiberglas. Unit ini dilengkapi dengan keran multi purpose (multiport),
sehingga untuk proses pencucian balik dapat dilakukan dengan sangat sederhana,
yaitu dengan hanya memutar keran tersebut sesuai dengan petunjuknya. Tinggi
filter ini mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media penyaring yang
digunakan berupa pasir silika dan mangan zeolit. Unit filter ini juga didisain
secara khusus, sehingga memudahkan dalam hal pengoperasiannya dan
pemeliharaannya. Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan mangan,
serta beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air dapat dikurangi
sampai sesuai dengan kandungan yang diperbolehkan untuk air minum.
g.
Saringan Karbon Aktif
Unit
ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam berat dan
pengotor-pengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit
penyaring lainnya. Media penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular
atau butiran dengan ukuran 1 – 2,5 mm atau resin sintetis, serta menggunakan
juga media pendukung berupa pasir silika pada bagian dasar.
h.
Saringan Penukar Ion
Pada
proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium ditukardengan sodium. Pertukaran
ini berlangsung dengan cara melewatkan air sadah ke dalam unggun butiran yang
terbuat dari bahan yang mempunyai kemampuan menukarkan ion. Bahan penukar ion
pada awalnya menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang
biasa disebut zeolit, Agar lebih efektif Bahan greensand diproses terlebih
dahulu. Disamping itu digunakan zeolit sintetis yang terbuat dari sulphonated
coals dan condentation polymer. Pada saat ini bahan-bahan tersebut sudah
diganti dengan bahan yang lebih efektif yang disebut resin penukar ion. Resin
penukar ion umumnya terbuat dari partikel cross-linked polystyrene. Apabila
resin telah jenuh maka resin tersebut perlu diregenerasi. Proses regenerasi
dilakukan dengan cara melewatkan larutan garam dapur pekat ke dalam unggun
resin yang telah jenuh. Pada proses regenerasi terjadi reaksi sebaliknya yaitu
kalsium dan magnesium dilepaskan dari resin, digantikan dengan sodium dari
larutan garam.
i.
Sistem Jaringan Perpipaan
Sistem
jaringan perpipaan terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan inlet (air masuk),
jaringan outlet (air hasil olahan), jaringan bahan kimia dari pompa dosing dan
jaringan pipa pembuangan air pencucian. Sistem jaringan ini dilengkapi dengan
keran-keran sesuai dengan ukuran perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian
besar adalah 1” dan pembuangan dari bak koagulasi-flokulasi sebesar 2“. Bahan
pipa PVC tahan tekan, seperti rucika. Sedangkan keran (ball valve) yang dipakai adalah
keran tahan karat terbuat dari plastik.
j.
Tangki Bahan-Bahan Kimia
Tangki
bahan kimia terdiri dari 2 buah tangki fiberglas dengan volume masing-masing 30
liter. Bahan-bahan kimia adalah ferrosulfat dan PAC. Bahan kimia berfungsi
sebagai oksidator.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan limbah/ sampah yang terdapat di PT.
Indofood CBP Sukses Makmur diminilasir selain untuk pentingnya
kesehatan dan estetika sehingga aktifitas karyawan dapat berkesinambungan
dalam menjalankan tugas. Limbah yang digunakan Perusahaan tidaklah mengandung
zat-zat yang berbahayakan tetapi menjadi bahan-bahan yang baik akan kesuburan
tanah dan pertumbuhan pohon. Salah satunya adalah kertas bekas yang
dimanfaatkan tersebut merupakan hasil dari kegiatan sehari-hari di
dalam Perusahaan. Apabila terus menerus menggunakan kertas tetapi
tidak dikelola kembali, tidak dapat dipungkiri lagi pohon-pohon akan menjadi
gundul. Maka dari itu pergunakan kertas dengan sebaik-baiknya. Jadi sebagian
besar limbah yang terdapat disini tidak langsung didaur ulang oleh Perusahaan.
Akan tetapi di olah oleh Tim Kebersihan TPA (Tempat pembuangan akhir). Limbah
yang berupa organik dapat dikelola dengan baik dan bersifat buangan. Digunakan
kembali sebagai alat yang baik untuk pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah.
Limbah yang berupa anorganik dapat pula dimanfaatkan untuk membantu orang yang
membutuhkan dan di gunakan untuk menghasilkan uang, selain itu ada juga limbah
anorganik yang dapat dipergunakan untuk menyuburkan tanaman ( Di jadikan pupuk atau
sebagainya).