Kamis, 11 Desember 2014

laporan management limbah



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bias menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.

Konsep yang dapat digunakan dalam mengolah limbah, adalah konsep 4R, yaitu:

1.          Reduce: mengurangi penggunaan produk yang akan menghasilkan sampah.
2.          Reuse : menggunakan ulang, menjual atau menyumbangkan barang-barang yang masih dapat dimanfaatkan.
3.          Recycle: memodifikasi benda yang tadinya tidak bermanfaat, menjadi bermanfaat.
4.          Recovery: upaya pengambilan kembali atau pemanfaatan material yang masih dapat dimanfaatkan.

            Dalam PT. United tractors limbah tersebut merupakan bukan berarti tidak dapat dimanfaatkan kembali, melainkan limbah tersebut dapat diolah kembali sebagai mana mestinya. Limbah organik yang terdapat di PT. United Tractors ini dapat dikelola kembali menjadi pupuk kompos, dan apabila limbah tersebut tidak dapat dipergunakan kembali maka limbah tersebut di buang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Selain itu limbah anorganik pun dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan-bahan yang berguna contohnya kertas bekas dapat dimanfaatkan kembali menjadi kertas yang sama fungsinya seperti semula.


1.2.Rumusan masalah
a.      Bagaimana caranya memanfaatkan limbah di PT. Indofood CBP Sukses Makmur?
b.     Bagaimana cara menangani limbah di PT. Indofood CBP Sukses Makmur?

1.3. Tujuan penelitian
a.      Untuk mengetahui jenis – jenis limbah yang ada di PT. Indofood CBP Sukses Makmur
b.     Untuk mengetahui tentang tata cara pemanfaatan, pengolahan, dan menanggulangi limbah yang ada di PT. Indofood CBP Sukses Makmur

1.4.Manfaat penelitian
a.      Memberikan informasi pengetahuan tentang pemanfaatan limbah yang ada di PT. United Tractors.
b.     mahasiswa dapat mengetahui tata cara mengolah limbah.


BAB II
RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

2.1    Sejarah perusahaan.
Indofood Group merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan makanan dan minuman . Didirikan pada tahun 1971 dengan komitmen untuk menghasilkan produk yang bermutu,aman dan halal untuk dikonsumsi.
PT. Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk.Bndung merupakan salah satu cabang dari  Indofood Group. Diawali dengan didrikannya pabrik mie instant dengan nama PT. Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan cabang PT. Sanmaru Food di daerah Padalarang Bandung pada bulan Mei 1992 dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992.
Karena adanya merger dengan beberapa perusahaan yang ada di lingkungan Indofood Group maka PT. Karya Pangan Sejati namanya berubah menjadi PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk.Hal yang sama juga terjadi di perusahaan lain yang ada di lingkungan Indofood Group, seperti PT. Sarimi Asli Jaya, PT. Lambang Insan Makmur dan PT. Inti Pangan Persada.Penggabungan beberapa perusahaan Indofood ini disyahkan dengan akte notaris Benny Kristianto No.108 Tahun 1994 yang bertempat di Jakarta.
PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bndung merupakan perusahaan cabang yang khusus memproduksi mie instant sedangkan untuk bumbu, etiket dan kartonnya diproduksi oleh PT Indofood lainya yang berlokasi di Semarang ,Cikampek dan Surabaya. Oleh karena itu, PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bandung merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan Indofood Group yang hanya bergerak dalam bidang divisi mie instant saja (noodle division).
Divisi mie instant merupakan divisi terbesar dari PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bandung. Pabriknya tersebar di 13 kota besar di Indonesia, yaitu : Medan, Pekan Baru,Palembang, Lampung, Pontianak,Semarang, Surabaya, Ujung Pandang, Manado, Cibitung, Jakarta , Bandung, Banjarmasin. Tersebarnya pabrik mie instant di seluruh Indonesia bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik tersebut berada sehingga ketika diterima konsumen masih dalam keadaan segar dan baru.
Perusahaan Indofood telah memperoleh sertifikat system manajemen mutu ISO 9002 pada bulan Desember dan telah go public (terbuka untuk umum), oleh karena itu ada perubahan nama yang dahulu disebut PT Indofood Sukses Makmur sekarang menjadi PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bandung. Huruf tambahan yang ada tersebut merupakan singkatan dari “TERBUKA”.
Pada saat ini PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bandung memproduksi lebih dari 25 merk utama dan hamper mencapai 150 macam kemasan yang berbeda. Produk atau merk tersebut dikelompokan menjadi 5 kategori, yaitu :
1.      Instan Noodles
Meliputi Indomie, Supermie, Sakura, Mie Semar, Mie Peduli, Mie Sahabat,                                                Pop Mie, Super Cup dan Anak Mas.
2.      Snack and Confentional Foods.
         Meliputi Chiki,Chee-toz, JetZ, Chitato, Yoyo, Chikita dan lain-lain.
3.      Convenience and Basic Foods
         Meliputi Promina,Sun,Menu Indofood,Indovita dan Bubur Indofood.
4.      Speciality Foods               
         Meliputi bumbu instant Indofood, Kecap-Saus Indofood, Kecap Piring
         Lombok dan Kecap Niki Echo.
5.      Beverages
         Meliputi kopi Tugu Lawak dan Cafela.
Produk mie instant yang diproduksi oleh PT Indofood SuksesMakmur(ISM)         Tbk. Bandung antara lain: Indomie, Supermie, Sakura, Mie Semar , Mie Peduli, Mie Sahabat, Pop Mie , Super Cup, Anak Mas, Mie Telor dan Krip-Krip.
Tujuan dari didirikannya PT Indofood Sukses Makmur(ISM) Tbk. Bandung adalah :
1.        Mencakupi kebutuhan mie instant di daerah Jawa Barat, kecuali Bogor,             Tanggerang,dan Bekasi yang sebelumnya disuplai dari daerah ini.
2.          Mengurangi biaya transportasi pengiriman produk kepada daerah pelanggan.
3.          Mempercepat putaran mie instant dari distributor ke pedagang hingga akhirnya ke konsumen.
4.          Menyuplai daerah lain yang kekurangan stok.
 


2.1.1 Visi.
Visi PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bandung.. adalah menjadi perusahaan yang paling unggul dan senantiasa berkembang sehat di Asia
2.1.2 Misi.
Misi daripada PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bandung adalah menjadi industri pengolah makanan yang menghasilkan produk yang bermutu,aman, dan halal untuk dikonsumsi.

2.2    Tempat dan kedudukan perusahaan.
PT Indofood Sukses Makmur(ISM) Tbk. Bandung bertempat di Jl. Raya Caringin no 353 Padalarang 40533 Bandung Jawa Barat.

2.3    Bentuk dan badan hukum perusahaan.
Bentuk PT Indofood Sukses Makmur(ISM) Tbk. Bandung yaitu perseroan terbuka yang artinya siapapun bisa membeli saham atau menanam modal.

2.4    Bidang pekerjaan divisi / departemen tempat kerja praktek.
Divisi mie instant merupakan divisi terbesar dari PT Indofood Sukses Makmur (ISM) Tbk. Bandung. Pabriknya tersebar di 13 kota besar di Indonesia. Tersebarnya pabrik mie instant di seluruh Indonesia bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik tersebut berada sehingga ketika diterima konsumen masih dalam keadaan segar dan baru.
          




BAB III
PEMBAHASAN

3.1.Pengertian limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

3.2.Pengolahan limbah
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi Limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:

1.pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik 
limbah

Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya.
Contoh lainnya adalah :
a.      Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus. 
b.     Jamban yang layak harus memiliki akses air bersih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.
c.      Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.
d.     Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.
e.      Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.
3.3.Karakteristik limbah
3.3.1.     Jenis-jenis Limbah
Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :
a.      Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :
1.     Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik
2.     Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
3.     Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol
4.     Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
5.     Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN
6.     Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
7.     Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
b.     Limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestic pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari :
1)     Limbah padat yang mudah terbakar.
2)     Limbah padat yang sukar terbakar.
3)     Limbah padat yang mudah membusuk.
4)     Limbah yang dapat di daur ulang.
5)     Limbah radioaktif.
6)     Bongkaran bangunan.
7)     Lumpur.
c.      Limbah gas dan partikel
Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan gas. Dasar pengembangan yang dilakukan adalah absorbsi, pembakaran, penyerap ion, kolam netralisasi dan pembersihan partikel.
Pilihan peralatan dilakukan atas dasar faktor berikut:
       Jenis bahan pencemar (polutan)
       Komposisi
       Konsentrasi
       Kecepatan air polutan
       Daya racun polutan
       Berat jenis
       Reaktivitas
       Kondisi lingkungan
Desain peralatan disesuaikan dengan variabel tersebut untuk memperoleh tingkat efisiensi yang maksimum.
Kesulitannya sering terbentuk pada persediaan alat di pasaran.
Pilihan desain yang diinginkan tidak sesuai dengan kondisi limbah, sebab itu harus dibentuk desain baru. Kemampuan untuk mendesain peralatan membutuhkan keahlian tersendiri dan ini merupakan masalah tersendiri pula.
Di samping itu ada faktor lain yang harus dipertimbangkan yaitu nilai ekonomis peralatan. Tidakkah peralatan mencakup sebagian besar investasi yang tentu harus dibebankan pada harga pokok produksi. Permasalahannya bahwa ternyata kemudian biaya pengendalian menjadi beban konsumen.
Atas dasar pemikiran ini maka pilihan teknologi .pengolahan harus merupakan kebijaksanaan perlindungan konsumen baik dari sudut pencemaran itu sendiri maupun dari segi biaya.
Pada umumnya jenis pencemar melalui udara terdiri dari bermacam-macam senyawa kimia baik berupa limbah maupun bahan beracun dan berbahaya yang tersimpan dalam pabrik.

d.     Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3.
Pengelolaan Limbah B3ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan.
Pengelolaan Limbah B3 ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 1994 yang dibaharui dengan PP No. 12 tahun 1995 dan diperbaharui kembali dengan PP No. 18 tahun 1999 tanggal 27 Februari 1999 yang dikuatkan lagi melalui Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tanggal 26 November 2001 tentang Pengelolaan Limbah B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
3.4.      Proses pengolahan limbah
3.4.1.     Pengolahan limbah secara fisik
Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar bahan – bahan tersusupensi berukuran besar danang mudah mengendap atau bahan – bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Metode – metode pengolahan secara fisik meliputipenyaringan, pengendapan, pengapungan, pengadukan dan pengeringan lumpur.
a.     Screen (Penyaringan)
Fungsinya adalah untuk menahan benda- benda kasar seperti sampah dan benda- benda terapung lainnya.
b.     Equalisasi
Karakteristik air buangan dari industri seringkali tidak konstan, misalnya unsur – unsur pH, warna, BOD dan sebagainya. Hal ini akan menyulitkan dalam pengoperasian suatu instalasi pengolahan air limbah, sehingga dibuat suatu sistem equalisasi sebelum air limbah tersebut diolah.
c.      Sedimentasi (Pengendapan)
Proses Pengendapan adalah pengambilan partikel – partikel tersuspensi yang terjadi bila air diam atau mengalir secara lambat melalui bak. Partikel – partikel ini akan terkumpul pada dasar kolam, membentuk suatu lapisan lumpur. Air yang mencapai outlet tangki akan berada dalam kondisi yang jernih. Proses pengendapan yang terjadi dalam suatu bak pengendapan merupakan unit utama pada pengolahan fisik. Ada dua macam bak pengendapan yaitu bak pengendapan dengan arah aliran horizontal dan aliran vertikal.
d.     Mixing dan Stiring (Pencampuran dan pengadukan)
Mixing adalah pencampuran dua zat atau lebih membentuk campuran yang homogen. Stiring adalah pengadukan campuran homogen hasil mixing sehingga terjadi proses penggumpalan dari zat – zat yang ingin dipisahkan dari air.
e.       Pengeringan lumpur
Penurunan kadar lumpur yang dilakukan dengan pengolahan fisik yang terdiri dari salah satu atau kombinasi unit – unit berikut :
1.     Pengentalan lumpur (Sludge Thickener)
2.     Pengeringan lumpur (Sludge Drying Bed)
3.4.2.     Pengolahan limbah secara kimia
Pengolahan kimia untuk air yang dapat dilakukan pada pengolahan air buangan industri adalah koagulasi – flokulasi, netralisasi, adsorbsi, dan desinfeksi. Pengolahan ini menggunakan zat – zat kimia sebagai pembantu yang bertujuan untuk menghilangkan partikel – partikel yang tidah mudah mengendap (koloid), logam berat dan zat organik beracun.

3.4.3.     Pengolahan limbah secara biologi
Pengolahan biologi adalah pengolahan air limbah dengan memanfaatkan aktivitas biologi (aktivitas mikroorganisme) dengan tujuan menyisihkan bahan pencemar dalam air limbah. Proses pengolahan biologi adalah penurunan bahan organik terlarut dan koloid dalam air limbah menjadi serat – serat sel biologi (berupa endapan lumpur), kemudian diendapkan pada bak sedimentasi. Proses ini dapat berlangsung secara aerob (dengan bantuan oksigen) maupun anaerob (tidak dengan bantuan oksigen).
Ada 3 macam pengolahan biologi yang banyak diterapkan saat ini, yaitu:
1.     Lumpur aktif.
2.     Trickling filter.
3.     Kolam oksidasi.
Diantara sistem pengolahan limbah secara biologi tesebut tricling filter dapat menurunkan nilai BOD 80 – 90 %. Pada proses pengolahan biologi dengan menggunakan jenis trickling filter dengan cara melewatkan air limbah ke dalam media filter yang terdiri dari materi yang kasar dan keras. Zat organik yang terdapat di dalam air limbah diuraikan oleh bakteri dari mikroorganisme baru, sehingga populasi mikroorganisme pada permukaan media filter semakin banyak dan membentuk lapisan seperti lendir (slyme).
3.5.      Instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
3.5.1.     Pengertian IPAL
IPAL adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapanny yang memproses/mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke lingkungan.
3.5.2.     Manfaat IPAL
IPAL itu sangat berguna bagi manusia serta makhluk hidup lainnya, antara lain:
a.      Mengolah air limbah secara domestik atau industri, agar air tersebut dapat digunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing
b.     Agar air limbah yang akan dialirkan ke sungai tidak tercemar
c.      Agar biota-biota yang ada disungai tidak mati
3.5.3.     Tujuan IPAL
Yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar dari baik domestik maupun bahan kimia industri
3.5.4.     Unit pengolahan IPAL
Unit IPAL dirancang sedemikan rupa agar cara operasinya mudah dan biaya operasionalnya murah. Unit ini terdiri dari perangkat utama dan perangkat penunjang. Perangkat utama dalam system pengolahan terdiri dari unit pencampur statis (static mixer), bak antara, bak koagulasi-flokulasi, saringan multimedia/ kerikil, pasir, karbon, mangan zeolit (multimedia filter), saringan karbon aktif (activated carbon filter), dan saringan penukar ion (ion exchange filter). Perangkat penunjang dalam sistem pengolahan ini dipasang untuk mendukung operasi treatment yang terdiri dari pompa air baku untuk intake (raw water pump), pompa dosing (dosing pump), tangki bahan kimia (chemical tank), pompa filter untuk mempompa air dari bak koagulasi-flokulasi ke saringan/filter, dan perpipaan serta kelengkapan lainnya.
Proses pengolahan diawali dengan memompa air baku dari bak penampungan kemudian diinjeksi dengan bahan kimia ferrosulfat dan PAC (Poly Allumunium Chloride), kemudian dicampur melaluistatic mixer supaya bercampur dengan baik. Kemudian air baku yang teroksidasi dialirkan ke bak koagulasiflokulasi dengan waktu tinggal sekitar 2 jam. Setelah itu air dari bak dipompa ke saringan multimedia, saringan karbon aktif dan saringan penukar ion. Hasil air olahan di masukkan ke bak penampungan untuk digunakan kembali sebagai air pencucian. Diagram proses IPAL industri pelapisan logam dapat dilihat
3.5.5.     Cara Kerja IPAL
a.      Pompa Air Baku (Raw water pump)
Pompa air baku yang digunakan jenis setrifugal dengan kapasitas maksimum yang dibutuhkan untuk unit pengolahan (daya tarik minimal 9 meter dan daya dorong 40 meter). Air baku yang dipompa berasal dari bak akhir dari proses pengendapan pada hasil buangan limbah industri pelapisan logam.
b.     Pompa Dosing (Dosing pump)
Merupakan peralatan untuk mengijeksi bahan kimia (ferrosulfat dan PAC) dengan pengaturan laju alir dan konsentrasi tertentu untuk mengatur dosis bahan kimia tersebut. Tujuan dari pemberian bahan kimia ini adalah sebagai oksidator.
c.      Pencampur Statik (Static mixer)
Dalam peralatan ini bahan-bahan kimia dicampur sampai homogen dengan kecepatan pengadukan tertentu untuk menghindari pecah flok.
d.     Bak Koagulasi-Flokulasi
Dalam unit ini terjadi pemisahan padatan tersuspensi yang terkumpul dalam bentuk-bentuk flok dan mengendap, sedangkan air mengalir overflow menuju proses berikutnya.
e.      Pompa Filter
Pompa yang digunakan mirip dengan pompa air baku. Pompa ini harus dapat melalui saringan multimedia, saringan karbon aktif, dan saringan penukar ion.
f.      Saringan Multimedia
Air dari bak koagulasi-flokulasi dipompa masuk ke unit penyaringan multimedia dengan tekanan maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring partikel kasar yang berasal dari air olahan. Unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Unit ini dilengkapi dengan keran multi purpose (multiport), sehingga untuk proses pencucian balik dapat dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan hanya memutar keran tersebut sesuai dengan petunjuknya. Tinggi filter ini mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media penyaring yang digunakan berupa pasir silika dan mangan zeolit. Unit filter ini juga didisain secara khusus, sehingga memudahkan dalam hal pengoperasiannya dan pemeliharaannya.  Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan mangan, serta beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air dapat dikurangi sampai sesuai dengan kandungan yang diperbolehkan untuk air minum.
g.     Saringan Karbon Aktif
Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam berat dan pengotor-pengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit penyaring lainnya. Media penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1 – 2,5 mm atau resin sintetis, serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir silika pada bagian dasar.
h.     Saringan Penukar Ion
Pada proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium ditukardengan sodium. Pertukaran ini berlangsung dengan cara melewatkan air sadah ke dalam unggun butiran yang terbuat dari bahan yang mempunyai kemampuan menukarkan ion. Bahan penukar ion pada awalnya menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang biasa disebut zeolit, Agar lebih efektif Bahan greensand diproses terlebih dahulu. Disamping itu digunakan zeolit sintetis yang terbuat dari sulphonated coals dan condentation polymer. Pada saat ini bahan-bahan tersebut sudah diganti dengan bahan yang lebih efektif yang disebut resin penukar ion. Resin penukar ion umumnya terbuat dari partikel cross-linked polystyrene. Apabila resin telah jenuh maka resin tersebut perlu diregenerasi. Proses regenerasi dilakukan dengan cara melewatkan larutan garam dapur pekat ke dalam unggun resin yang telah jenuh. Pada proses regenerasi terjadi reaksi sebaliknya yaitu kalsium dan magnesium dilepaskan dari resin, digantikan dengan sodium dari larutan garam.
i.       Sistem Jaringan Perpipaan
Sistem jaringan perpipaan terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan inlet (air masuk), jaringan outlet (air hasil olahan), jaringan bahan kimia dari pompa dosing dan jaringan pipa pembuangan air pencucian. Sistem jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan ukuran perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 1” dan pembuangan dari bak koagulasi-flokulasi sebesar 2“. Bahan pipa PVC tahan tekan, seperti rucika. Sedangkan keran (ball valve) yang dipakai adalah keran tahan karat terbuat dari plastik.
j.       Tangki Bahan-Bahan Kimia
Tangki bahan kimia terdiri dari 2 buah tangki fiberglas dengan volume masing-masing 30 liter. Bahan-bahan kimia adalah ferrosulfat dan PAC. Bahan kimia berfungsi sebagai oksidator.






BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
 Dapat disimpulkan limbah/ sampah yang terdapat di PT. Indofood CBP Sukses Makmur diminilasir selain untuk pentingnya kesehatan dan estetika sehingga aktifitas karyawan dapat berkesinambungan dalam menjalankan tugas. Limbah yang digunakan Perusahaan tidaklah mengandung zat-zat yang berbahayakan tetapi menjadi bahan-bahan yang baik akan kesuburan tanah dan pertumbuhan pohon. Salah satunya adalah kertas bekas yang dimanfaatkan tersebut merupakan hasil dari kegiatan sehari-hari di dalam  Perusahaan. Apabila terus menerus menggunakan kertas tetapi tidak dikelola kembali, tidak dapat dipungkiri lagi pohon-pohon akan menjadi gundul. Maka dari itu pergunakan kertas dengan sebaik-baiknya. Jadi sebagian besar limbah yang terdapat disini tidak langsung didaur ulang oleh Perusahaan. Akan tetapi di olah oleh Tim Kebersihan TPA (Tempat pembuangan akhir). Limbah yang berupa organik dapat dikelola dengan baik dan bersifat buangan. Digunakan kembali sebagai alat yang baik untuk pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah. Limbah yang berupa anorganik dapat pula dimanfaatkan untuk membantu orang yang membutuhkan dan di gunakan untuk menghasilkan uang, selain itu ada juga limbah anorganik yang dapat dipergunakan untuk menyuburkan tanaman ( Di jadikan pupuk atau sebagainya).